Magetan, ReportaseTimes – Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang memuncak pada bulan Desember 2024, dengan lonjakan lebih dari 400 kasus dalam sebulan, mendapat perhatian serius dari pemerintah setempat.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Magetan, Suratno, bersama Wakil Ketua I, Suyatno, Komisi B DPRD, serta Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Magetan, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa lokasi. Selasa (31/12/2024)
Kali ini, sidak dilakukan di Pasar Sapi Selopanggung, Kecamatan Ngariboyo, serta rumah warga di Desa Wates, Kecamatan Panekan, yang terdampak langsung wabah PMK.
“Sidak kali ini bertujuan untuk memantau kondisi secara langsung dilapangan dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahayanya wabah PMK,” ucap Ketua DPRD Magetan, Suratno. Selasa (31/12/2024)
Dari hasil sidak, semakin banyak peternak dan pembeli yang sadar untuk tidak membawa sapi ke pasar dalam kondisi PMK.
Masyarakat beranggapan wabah PMK kali ini jauh lebih buruk dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Meski kesadaran semakin tinggi, menurut Suratno laporannya masih terbatas. Banyak masyarakat yang disebut enggan melapor lantaran khawatir sapi mereka tidak laku dijual atau dihargai lebih murah di pasar.
Suratno menegaskan pentingnya laporan masyarakat untuk penanganan yang lebih baik dan tepat sasaran.
Sementara itu, Kepala Disnakkan Magetan, Nur Haryani, mengungkapkan bahwa hingga akhir tahun 2024, tercatat sekitar 800 ekor sapi terpapar PMK, dengan 33 ekor mati dan 23 ekor lainnya dipotong paksa.
“Data kasus terus diperbarui setiap hari. Kami melakukan berbagai upaya pengendalian, termasuk vaksinasi, penyemprotan disinfektan, dan pengawasan ketat di titik-titik check point termasuk surat sehat,” jelas Nur Haryani.
Pihaknya menyebut juga akan terus berkoordinasi dengan provinsi dan kementerian untuk langkah penanganan PMK di Magetan.
Upaya sinergis ini diharapkan dapat segera memulihkan kondisi dunia peternakan dan mengendalikan wabah PMK dengan lebih efektif.
“Kami akan terus berupaya agar wabah ini segera terkendali dan dunia peternakan Magetan kembali normal.” tutup Suratno.